ku lihat dia me-
lihat
ke
dalam
mataku
(dia seolah saudara
jauh
(seagama,
juga...(iras?)
spt salsilah yg hilang)
(tercicir?)
)(kami pandang dalam salam
akhir zuhur di masjid
(hangatnya
nyaman, cuma
pintuannya
sejuk (salji
bakal
turun (angin dari
kutub)
malamnya (dan
juga ahadnya (bagai kelumumur langit)
dan di hari isnin (emping
jagung
putih melayang-layang sunyi
jatuh perlahan ke bumi))). (pagi selasa telah cair) dari pemandangan.
bahasa
kami juah hampir
sebenua.)
(kemudian, steindamm menjadi medan mesra)
− di dalam matanya ada tandatanya
yang
tergantung
hamburg
dis. 2005