hauskah
kau akan
air bercicir
yang payau
dari tasnim
murni yang halus
meresap
menetapi seluruh jiwa
pada yang sabar
pada kemarau
walau kekeringan, mencangkuk tekun
dari angin menggila
dari nafsu
namanya arah.
Ini dibina dari seluruh peluh,
darah pahlawan, dan airmata kekasih
di atas tabah
hati yaqin Illahi
lalu meninggi
sayup
hingga berpesta
angin; pada sejarah hilang pandangan
: besi
usang pada zaman, kelabu mendebu.
minumlah
titisan harapan
yang bernafas
pada ruh
jemputan pada haq.
mei|82
Lawatan Lain, DBP, 1995 |